Resensi
Novel Sang Pemimpi
Judul : Sang Pemimpi
Nama Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tebal : 292 Halaman
Harga Buku : Rp. 49.000
Sang Pemimpi adalah buku kedua dari
tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Buku ini menceritakan
kisah kehidupannya di Pulau belitong yang dililit kemiskinan. Namun ada tiga
remaja SMA Bukan Main yang bermimpi untuk melanjutkan sekolah hingga ke
Perancis menjelajah Eropa hingga ke Afrika. Ikal, Arai dan Jimbron, mereka
adalah para pemimpi-pemimpi itu.
Pada bab pertama buku ini, Andrea
menceritakan bahwa dirinya yang dipanggil Ikal dan kedua temannya, Arai dan
Jimbron adalah tiga remaja yang begitu nakalnya sehingga mereka sangat dibenci
oleh Pak Mustar, tokoh antagonis dalam buku ini, yaitu seorang Wakil Kepala SMA
Bukan Main itu sendiri. Namun beda halnya dengan sang Kepala Sekolah, Pak Balia
adalah cermin guru teladan. Pak Beliau lah yang telah memberikan mimpi-mimpi
kepada murid-muridnya terutama kepada Ikal, Arai dan Jimbron. “ Jelajahi
kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai
ke Perancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada
tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Satre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire.
Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga merubah peradaban…”,
itulah kata-kata yang sering diucapkan Pak Balia. Pak Balia juga orang yang
tegas, hal ini dibuktikan ketika beliau mandapat Pak Mustar yang menginginkan
anaknya dengan NEM 41,75 untuk masuk ke SMA itu, padahal NEM minimal untuk
diterimanya seorang siswa harus 42. Padahal tanpa Pak Mustar, SMA ani tidak
akan ada.
Namun pada bab-bab berikutnya
pembaca akan melihat potongan-potongan kisah yang seperti berdiri sendiri,
sehingga seolah-olah Andrea hanya membuat cerpen-cerpen dalam satu buku. Tapi
sebenarnya pada setiap bab, mulai awal hingga akhir, memiliki hubungan yang
sangat erat. Seperti mozaik-mozaik dalam kehidupan.
Menurut buku ini, Arai adalah anak
yang menurut orang melayu disebut simpai keramat, yaitu keturunan terakhir dari
suatu klan karena orang tua Arai sudah meninggal. Arai mulai diasuh keluarga
Ikal yang karena memang masih punya hubungan darah yang cukup jauh. Ketika itu
dia masih seusia Ikal yaitu kelas 3 SD di suatu sore yang mengiriskan hati.
Bagaimana tidak, usia semuda itu sudah menerima nasib setragis itu, apalagi dia
menerimanya dengan tabah. Sampai-sampai Ikal dan ayahnya tidak kuat menahan
tangis, malahan Ikal yang seharusnya menghibur Arai malah dihibur oleh Arai.
Arai menurut Ikal adalah anak yang
memiliki karisma apalagi di matanya, mungkin itu sebagai kompensasi karena
nasibnya. Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara,
sering memberi kejutan, idenya selalu nyeleneh, dia adalah seniman sehari-hari
tapi ia tak begitu rupawan tapi dia memiliki otak yang cerdas dan selalu ingin
tahu. Arai juga sering menolong Ikal dan selalu membesarkan hatinya. Pernah
dulu Ikal memakai model rambut belah tengahnya Koes Plus dengan sangat konyol
dan ditertawakan oleh abang-abangnya, tapi Arai tetap membelanya. Bahkan Arai
pernah memarahinya karenan kesalahan Ikal sendiri. “Kita takkan pernah
mendahului nasib!”, “Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati…”, itulah
kata-kata yang diucapkannya kepada Ikal saat Ikal berhenti untuk bermimpi dan
bercita-cita sehingga nilainya merosot jauh.
Nasib Jimbron nyaris sama dengan
Arai, malah lebih memprihatinkan. Menurut Ikal, siapa saja yang melihat Jimbron
akan merasa ingin melindunginya, apalagi tahu jika ia gagap dalam berbicara. Tapi
yang paling tragis dari kisah Jimbron adalah ketika ia masih kecil. Pada saat
itu, beberapa waktu setelah ibunya meninggal, Jimbron di bonceng ayahnya
menggunakan sepeda. Di tengah jalan ayahnya tiba-tiba terkena serangan jantung.
Jimbron yang masih sangat kecil itu kebingungan mencari pertolongan dan
akhirnya diboncengnya sendiri ayahnya yang sekarat itu ke puskesmas terdekat.
Tapi beberapa saat setelah tiba di Puskesmas, ayahnya meninggal. Mulai saat
itulah Jimbron gagap dalam berbicara.
Novel yang disajikan dengan bahasa
yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga pembaca bias ikut merasakan
kebahagiaan, semangat keputusasaan dan kesedihan. Tapi selain itu buku ini
memiliki lelucon-lelucon yang tidak biasa, cerdas dan pasti akan membuat
pembaca tertawa. Dengan membaca buku ini Anda akan mengetahui bahwa Andrea
Hirata memiliki pribadi yang cerdas dalam mengolah kata-kata dan memiliki
wawasan yang sangat luas.
Meskipun disebut sebagai buku kedua
dari tetralogi Laskar Pelangi, tapi di buku ini nyaris tidak ada hubungannya
dengan buku yang pertama, Laskar Pelangi. Tapi Sang Pemimpi hanya menyebutkan
kata Laskar Pelangi hanya sekali disebut. Dan keponakan yang Ikal biayai saat
di Jawa juga tidak disebut sama sekali dalam buku ini, padahal di Novel sebelumnya
telah diceritakan dengan jelas.
Tapi dengan mengesampingkan beberapa
kekurangan tadi, novel ini benar-benar buku yang sangat dibutuhkan oleh remaja
negeri ini. Karena buku ini memberi motivasi, member mimpi pada anak-anak yang patah
semangat untuk sekolah dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Selain
itu buku ini juga mengajarkan tentang ketidakmungkinan yang bisa diwujudkan
dengan kerja keras.
Kelebihan
dan Kelemahan
1) Kelebihan
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang
terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
2) Kelemahan
Pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahan. Hal itu disebabkan karena penulis dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau
dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
Sinopsis
Novel Sang Pemimpi menceritakan
tentang sebuah kehidupan tiga orang anak Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan
Jimbron yang penuh dengan tantangan, pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang
memesona sehingga kita akan percaya akan adanya tenaga cinta, percaya pada
kekuatan mimpi dan kekuasaan Allah. Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang demi
menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampungnya. Mereka
tinggal di salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong bekerja sebagai
kuli
ngambat untuk tetap hidup sambil belajar. Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala Sekolah sekaligus mengajar kesusastraan di SMA Negeri Bukan Main, dalam novel ini juga ada Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti siswa, beliau berubah menjadi galak karena anak lelaki kesayangannya tidak diterima di
SMA yang dirintisnya ini. Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas minimal. Bayangkan 0,25 syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75. Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah menonton film di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA Negeri Bukan Main. Pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan, dan mendapat hukuman berakting di lapangan sekolah serta membersihkan WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal dari pihak ibu,ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga wafat ketika Arai kelas 3 sehingga di kampung Melayu disebut Simpai Keramat. Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dulu bersama ayahnya.
ngambat untuk tetap hidup sambil belajar. Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala Sekolah sekaligus mengajar kesusastraan di SMA Negeri Bukan Main, dalam novel ini juga ada Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti siswa, beliau berubah menjadi galak karena anak lelaki kesayangannya tidak diterima di
SMA yang dirintisnya ini. Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas minimal. Bayangkan 0,25 syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75. Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah menonton film di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA Negeri Bukan Main. Pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan, dan mendapat hukuman berakting di lapangan sekolah serta membersihkan WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal dari pihak ibu,ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga wafat ketika Arai kelas 3 sehingga di kampung Melayu disebut Simpai Keramat. Sedangkan Jimbron bicaranya gagap karena dulu bersama ayahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar